Pacar

Waktu itu kita, 2 pasang kekasih pergi berlibur ke Puncak. Yah ketika itu sekolah sedang libur. Aku mengajak pacarku Olga sedang temanku Sandy mengajak pacarnya Lisa. Kalau dibandingkan antara Olga dan Lisa keduanya sama-sama menggairahkan. Olga orangnya tomboy sedang Lisa sangat manis, kalau payudaranya lebih besar punya Olga. Kita berempat masing-masing sudah bertunangan dan rencananya akan menikah bersamaan. Karena kita sudah sangat akrab satu dengan lainnya.

Singkat cerita kami berangkat dengan mobil Vitaraku sesampainya di Puncak kami menginap di Villaku. Kami beristirahat sebentar lalu malamnya kami berputar-putar mencari angin. Di dalam mobil Sandy berpelukan dengan Lisa di belakang.
“San kamu kok sudah nggak sabar sih kan malam masih panjang” kataku.

“Habis dingin banget nih” jawabnya. Dengan kaca spionku aku dapat melihat dengan jelas mereka berciuman dan tangan Sandy bergerilya di sekitar dada Lisa, wah tegang aku jadinya melihat mereka dan Lisa tampak sangat cantik malam ini.
“San kalau kamu gitu aku jadi nggak tahan lho..” kata Olga.
“Kamu duduk belakang sekalian aja”, jawab Lisa.
“Edan keenakan Sandy dong”, jawabku.
“Nggak apa-apa to Ric kan sama temen kok dianggap sama orang lain”, jawab Sandy.
“Boleh khan yang”, tanya Olga.
“Terserah kamu aja jika pingin nyoba sana pindah” jawabku, lalu Olga langsung pindah ke belakang. Sandy jadi duduk di tengah, dia mencium Olga dan Lisa bergantian.
“Nanti sesampai di Villa ganti aku nyoba Lisa ya..”, tanyaku.
“Boleh”, sahut mereka serempak.

Karena sudah tidak tahan aku putar mobilku dan langsung kembali ke villa. Aku langsung rangkul Lisa dan aku ciumi, aku lakukan itu di ruang tengah, sedang Olga dan Sandy nonton TV.
“Ric yuk kita main berempat di kamar aja” ajak Sandy.
“OK, aku dan Lisa sih pasti mau-mau aja cuman Olga apa mau jika kamu ikut? sebab kamu kan jelek, gantengan aku?”.
“Ngejek ya aku sih malah takut jika Olga nanti ketagihan sama pelerku”.
Lalu kami berempat mulai masuk ke kamar utama. Kami berempat lalu telanjang bulat.

Pertama-tama kami ciuman aku dengan Lisa sedang Olga dengan Sandy. Kita sih sudah sering melakukan hubungan seks tapi kalau berganti pasangan dan main secara bersama sih baru kali ini. Aku lirik si Olga dia sudah mulai mengisap penis Sandy, sedang Sandy merem-melek keenakan. Aku sedang mainin clitoris Lisa dengan lidahku dia sangat terangsang kelihatannya.
Lalu aku ganti diisep oleh Lisa. Kalau isapannya sih enakan isapan Olga, si Lisa kurang pengalaman kali.
“Mari kita main bareng”, ajakku.

Lalu kita berempat tiduran di karpet si Lisa mengisap penisku dan aku mainin vagina Olga dengan mulutku, sedang Sandy diisap Olga dan Sandy mainin vagina Lisa. Kami main posisi begitu dengan berganti-ganti pasangan.

Setelah puas aku main dengan lisa, vaginanya aku masukin penisku, penisku lebih besar dari punya sandy cuman kalah panjang. Vaginanya sih lebih nikmat punya Lisa sebab lebih kecil ukurannya dan tidak terlalu becek jadi lebih nikmat rasanya.

Kami main berganti posisi dan juga berganti pasangan. Setelah puas aku dan Sandy keluarin di mulut pacar masing-masing. Dan malam itu aku tidur dengan Lisa dan Olga tidur dengan Sandy.

Tamat


Selengkapnya...

Tetangga Idaman

Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya. Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mendapat isteri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan para tetanggaku.

Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hal itu. Yang anehnya, ternyata isteriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian saya tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku pada sex. Mungkin karena belum punya anak, isteriku pun selalu siap setiap saat.

Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena isteriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, usianya kira-kira sebaya denganku. Hanya isterinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wah, juga kulitnya sangat putih mulus.

Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak. Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan isteriku biasa memanggil mereka Mas Agus dan Mbak Rini. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka. Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya.

Pada suatu malam, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yang katanya baru dipinjamnya dari temannya. Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film blue tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba isteri Agus ikut nonton bersama kami.

“Waduh, gimana ini Gus..? Nggak enak nih..!”
“Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Res diajak sekalian.” katanya menyebut isteriku.
Aku tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil isteriku yang tinggal sendirian di rumah.

“Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata isteriku ketika kuajak.
Akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Agus. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun. Paginya aku tidak bertemu Agus, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat isterinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Resty tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui isteriku. Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Resty tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai isteriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

Isteriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya. Resty langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan.
“Mas.., sekarang Mas..!” pinta isteriku memelas.
Akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang.

Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba isteriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?”
Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Rini lah yang menaikkan tensiku pagi ini.

Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.
“Maksudmu apa Gus..?” tanyaku heran.
“Isteriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Resty bergulat setelah ngobrol dengannya.”
Loh, aku heran, dari mana Rini nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan.
Agus langsung menambahkan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu.

“Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Agus langsung melanjutkan, “Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?”
“Acara apa Gus..?” tanyaku penasaran.
“Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?”
“Pesta apaan..? Gila kamu.”
“Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?”

Malamnya, menjelang pukul 20.00, Agus bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh isteriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Agus dari rumahnya.

Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya dan menciumi bibirnya. Aku semakin terangsang, Resty juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Resty sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

Kuperhatikan Agus perlahan-lahan mendudukkan Rini di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan isterinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Rini juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

Perlahan-lahan Agus membuka BH Rini, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penutupnya terbuka.
“Kegilaan apa lagi ini..?” batinku.
Seolah-olah Agus mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Agus.

Kemudian kudekati Rini yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Agus kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Resty yang biasanya aku lah yang melakukannya.

Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Rini ini.

“Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Rini seolah sudah siap untuk melakukannya.
Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Rini yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati. Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.

Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
“Sshh.., akh..!” Rini menggelinjang nikmat.
Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Rini mendesis.

Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap bagian putingnya, tubuh Rini bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas. Posisi Rini sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat ke mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat.

Rini memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Agus dan isteriku seperti membentuk angka 69. Resty ada di bawah sambil mengulum kemaluan Agus, sementara Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami.

Kini tiga jari kumasukkan ke dalam kemaluan Rini, dia melenguh hebat hingga kemaluanku terlepas dari mulutnya. Gantian aku sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Rini terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan kemaluanku ke lubangnya.

Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan kemaluanku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan senjataku menuju lubang milik Rini.
Ketika kepala kemaluanku memasuki lubang itu, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkan lagi akhh..!”
Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan isteriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Tanganku sekarang sudah meremas payudara Rini dengan lembut sambil mengusapnya. Mulut Rini pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Rini nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Rini berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Agus dan isteriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Rini.

Luar biasa kemaluan Rini ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Rini sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga semakin ketat karena membungkuk.

Kukangkangkan kaki Rini dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan senjataku. Kali ini berhasil, tapi Rini melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong kemaluanku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Rini membasahi lubang dan kemaluanku hingga terasa nikmat sekarang. Kembali kudorong senjataku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin lincah, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Rini pun menikmati gaya ini.

Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Rini sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Rini semakin kuat. Tubuhku terasa semakin panas. Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju kemaluanku. Aku masih berusaha menahannya.

Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Rini ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan senjataku kembali ke dalam lubang kemaluan Rini.

Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya. Tiba-tiba Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.

Mulutku terasa asin, ternyata bibir Rini berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Agus dan isteriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum puas. Sementara Rini tidak mau melepaskan kemaluanku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari kemaluanku masuk ke liang milik Rini. Kulihat Rini tidak memperdulikannya.

Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya kemaluanku terlepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Resty juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi.

Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Agus dan Rini sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Rini berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan isteriku. Seandainya saja..

Tamat


Selengkapnya...

Temanku, Aku dan Istriku

Ivan namaku berpostur tinggi dengan berat yang ideal serta penampilan dan wajah keren kalau kata teman-temanku, saat ini aku berusia 24 tahun, kelahiran Bandung. Terus terang aku termasuk lelaki yang mempunyai libido seks tinggi dan butuh variasi yang bermacam-macam dalam melakukan hubungan seks. Saat ini aku sudah bekerja dan mempunyai posisi yang cukup bagus. Serta sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan berkulit putih mulus dengan postur tubuh yang menarik serta selalu merangsang nafsuku.

Cerita yang akan kutampilkan ini adalah pengalamanku beberapa waktu lalu. Saat itu aku mendapat undangan dari seorang teman lamaku yang bernama Jay. Jay adalah temanku semasa kuliah dulu di kota Surabaya. Sejak lulus dari kuliah kami tidak pernah bertemu, tetapi komunikasi melalui telepon tetap berjalan lancar. Saat ini dia juga sudah menikah, dan aku belum mengenal istrinya. Dia juga saat ini sudah berkerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya, sedangkan aku berkerja di Jakarta sampai sekarang.

Pada saat menghubungiku, Jay mengatakan bahwa dia akan berada di Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah apartemen yang telah disediakan oleh perusahaannya. Dia juga datang bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak seperti aku dan istriku, maklum kami kan masing-masing baru menikah dan masih fokus ke karir kami, baik istriku ataupun istri Jay hanya ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya menurut kami tidaklah aman bagi istri-istri kami.

Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay dan istrinya.
“Hai.. Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Lusi,” kataku.
“Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Lusi.. apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi..” kata Jay balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.
Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Jay dan Sari. Kulihat Lusi dan Sari cepat akrab walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Jay.

Ketika Sari dan Lusi asyik ngobrol macam-macam, Jay menarikku ke arah balkon yang ada dan segera menarik tanganku sambil membawa minuman kami masing-masing.
“Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju.. karena ini pasti sesuai dengan kenakalan kita dulu.. gimana..” kata Jay.
“Mengenai apa..” kataku.
“Tapi elo jangan marah ya.. kalau nggak setuju..” kata Jay lagi.
“Oke gua janji..” kataku.
“Begini.. gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu, gimana..” ucap Jay.
“Ah.. gila kamu..” kataku spontan.

Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia.

“Gimana Van.. kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada untung rugilah..” kata Jay meminta keputusanku lagi.
“Tapi gimana caranya.. mereka pasti marah.. kalau kita beritahu..” aku balik bertanya.
“Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju..” kata Jay lagi.
“Gua punya Pil perangsang.. lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi.”
“Oke.. gua setuju..” kataku.
Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.

Jay mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil perangsang ke dalam dua buah gelas yang sudah diisi soft drink yang akan kami berikan kepada Lusi dan Sari. “Aduh.. asyik amat.. apa sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah..” kata Jay sembari memberikan gelas yang satu ke Sari, sedangkan aku memberikan yang satu lagi ke Lusi, karena kebetulan minuman milik mereka yang sebelumnya kelihatan sudah habis. Kemudian Lusi dan Sari langsung menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di samping Lusi dan Jay duduk di dekat Sari, kami pun ikutan ngobrol bersama mereka. Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Jay mulai melihat Lusi dan Sari mulai sedikit berkeringat dan gelisah sambil merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang tersebut mulai bereaksi, pikirku.

Kemudian Jay berinisiatif mulai memeluk Sari istrinya dari samping, begitu juga aku, dengan sedikit meniupkan desah nafasku ke tengkuk Lusi istriku.
“Sar.. aku sayang kamu..” kata Jay.
Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.
“Eh Jay.. apaan.. sich kamu.. kan malu.. akh.. ah..” kudengar suara Sari halus.
“Nggak pa-pa.. ah.. ah.. kamu sayangku.. ah..” desah Jay meneruskan serangannya ke Sari.
Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung.. tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.
“Lus.. aku cinta kamu.. ukh.. ulp.. ah..”
Aku pun mulai memeluk Lusi istriku dan langsung mencium bibirnya dengan nikmat, dan kurasa Lusi pun menikmatinya. Aku pun mulai memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba bagian pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Jay.
“Lus.. akh.. ak.. kamu.. sangat cantik sayang..” kataku.
“Akh.. Van.. ah.. ah..” desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.

Kulihat Jay sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka kancing baju Sari istrinya, yang kelihatan sudah pasrah dan sangat terangsang. “Ah.. Jay.. ah.. ah.. ah..” desah Sari kudengar. Dan Jay sudah berhasil membuka seluruh pakaian Sari, dan kulihat betapa mulusnya kulit Sari yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu pun sudah berhasil ditarik oleh Jay. Tinggallah tubuh bugil Sari di atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Jay pada dirinya. Kulihat Jay pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh Sari maupun Jay yang saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku. “Ah.. ulp.. ulp.. ulp.. ah.. sst.. sst..” kulihat Sari menjilat dan menghisap kemaluan Jay yang putih kemerahan dengan nikmatnya. “ukh..ukh..ohh..ukh..” erang Jay menikmati permainan Sari.

Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Lusi istriku, kulanjutkan dengan meremas buah dadanya yang kenyal itu dan kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan berulang-ulang. “Ah.. ah.. ah.. Van.. terus.. ah.. ah..” desah Lusi keenakan. Tangan Lusi pun mulai membuka celanaku dengan tergesa-gesa karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Lusi sudah mulai tidak sabaran. “Akh.. akh.. ukh.. oh..” ketika celana dan CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Lusi segera memegang kemaluanku dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Sari.

Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi jongkok dan membuka lebar kedua kaki istriku dan mulai menjilati klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,
“Aah.. oh.. terus.. terus Van.. enak.. akh.. akh..” desah Lusi.
“Ulp.. ulp.. sst.. sst.. ah.. uhm.. uhm.. uhm..”
Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya.
“Ah.. terus.. ah.. ah.. terus Van.. enak.. akh.. akh.. ukh..” rintih Lusi.
Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya sendiri dengan penuh kenikmatan.

Perlahan kulihat Jay menggendong Sari istrinya dan membaringkannya sejajar di sebelah istriku di sofa panjang yang kami pakai bersama ini, kemudian Jay mulai memasukkan kedua jari tangannya ke lubang kemaluan milik Sari dan mengocoknya pelan serta menariknya keluar masuk.
“Akh.. Jay.. ahk.. kamu.. gila Jay.. akh.. terus.. terus Jay.. ahh..” rintih Sari terdengar.
“Ukh.. ah.. ulp.. akh.. akh.. akh.. oh.. oh.. oh..”
Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan penuh kenikmatan. Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan Sari yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan kedua buah jariku ke kemaluan Sari tersebut. Dan Jay pun membiarkan semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya menikmati permainan yang aku dan Jay lakukan.

Perlahan aku mulai meraba buah dada sari dengan tangan kananku dan meremasnya pelan, kurasakan buah dada milik Sari lebih kenyal dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan menantang untuk dihisap dan dipermainkan. Kemudian aku mulai berdiri dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta diameter 4 cm itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus meremas buah dada milik Sari. Istriku dan Sari pun membiarkan semuanya ini terus berlanjut. Dan kulihat Jay tetap memasukkan dan mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua buah tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun Sari, istrinya.

Kemudian Jay mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang kemaluan Sari yang sudah sangat basah, “Ah.. Jay.. terus.. masukkan.. terus Jay semuanya..” kata Sari.
Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan istriku.
“Akh.. ukh.. ah.. oh.. ah.. oh..” erang istriku keenakan.
Saat ini baik posisiku dan jay maupun Lusi dan Sari berada pada posisi yang sama. Aku dan Jay terus menarik turunkan kemaluan kami di lubang kemaluan milik Sari dan Lusi. Begitu juga dengan Sari dan Lusi membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Jay seolah-olah mereka takut kehilangan kami berdua.

Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan memintaku mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke lubang kemaluan milik istriku. Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke lubang kemaluan milik Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku yang kutekan perlahan.
“Akh.. akh.. Sar.. memekmu begitu padat.. dan enak.. akh..” kataku.
“Terus.. Van.. Terus.. punyamu begitu besar.. terus Van.. enak.. akh..” rintih Sari.
“Van.. terus.. beri aku kenikmatan.. akh.. akh.. terus Van.. enak.. lebih dalam Van.. akh..”
“Lus.. punyamu begitu enak.. sangat.. rapat dan menjepit kontolku.. akh..” desah Jay kepada istriku.
“Ehm.. ehm.. ukh.. ukh.. lebih dalam Jay.. lebih dalam.. teruskan Jay.. teruskan.. kontolmu.. sangat panjang.. akh.. dan menyentuh.. dinding.. rahimku.. akh.. akh.. enak.. Jay..” desah istriku lirih.

Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Sari dan sekali-kali kugigit pelan putingnya dan Sari terus menikmatinya, sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan Sari yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut. Terasa batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan padat ditumbuhi daging-daging yang berdenyut-denyut menjepit dan mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang kemaluan Sari yang kubuat basah sekali, dan Sari pun terus menikmati dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima hujaman batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah biji kemaluan yang menggantung dan terhempas di luar kemaluan Sari tersebut.
“Akh.. Sar.. enak.. sekali.. punyamu.. akh.. akh..” desahku.
“Oh Van.. aku sangat.. suka.. milikmu ini.. Van yang besar dan keras ini.. akh.. ogh.. ogh.. terus Van.. ah..”

Kulihat Jay membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya yang panjang putih kemerahan tersebut dari belakang,
“Akh.. akh.. akh.. Jay.. terus.. lebih dalam Jay.. akh.. enak.. Jay..” rintih istriku, yang kulihat buah dadanya menggantung bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Jay yang terus keluar masuk, dan kemudian tangan Jay meremas buah dada tersebut serta menariknya.
“Akh.. Jay.. akh.. ogh.. ogh.. ahh..” jerit nikmat istriku menikmati permainan Jay dari belakang tersebut.
“Ogh.. Lus.. buah dadamu begitu besar.. dan.. enak.. ukh.. ehm.. ehmm..” sahut Jay penuh kenikmatan.

Sari mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia sudah berada di atas tubuhku yang duduk dengan kaki yang lurus ke depan, sedangkan Sari memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas ke arah kemaluanku.
“Blees..”
“Aakh.. enak.. akh.. Van punyamu begitu besar.. akhg..” desah sari yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.
“Oh.. Sar.. terus.. ah.. ah..” desahku.
“Oh Van.. oh.. oh.. oh.. Van.. aku hampir keluar Van.. aogh.. ogh..” jerit Sari.
“Okh.. Van.. okh.. aku ke.. luar.. okh.. okh..” tubuh Sari mengejang bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Sari.
“Oh.. ukh.. okh.. Sar aku juga keluar.. okh.. okh..”
Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah kami.

Kulihat Lusi istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi bagaikan anjing atau kuda yang sedang kawin, buah dada istriku yang besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur tubuh Jay maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir pelan karena permainan seks mereka ini, kulit Jay yang putih mulus karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga istriku begitu menikmati panjangnya kemaluan Jay. Tangan istriku meremas sandaran sofa dan berteriak lirih, “Ah.. ah.. ah.. uh.. uh.. uh.. Jay tekan terus Jay dengan keras.. ah.. ah..” kulihat satu tangan istriku memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut seolah takut kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.

Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan berbaring di bawah buah dada istriku, kemudian berinisiatif untuk ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya, “Akh.. Van.. akh.. enak.. ogh.. ogh.. ogh.. terus Van..” rintih istriku, terasa olehku kemudian Sari menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang mulai mengeras kembali.
“Ogh.. ogh.. ogh.. Van.. ogh.. ogh.. Jay.. kontolmu sangat panjang dan membuatku sangat.. puas Jay.. akh.. terus.. akh..” kata Lusi.
“Ulp.. ulp.. ulp.. ulp.. ulp..” jilatan Sari di kemaluanku yang mengeras.
“Okh.. Jay.. aku.. hampir.. ke.. ke.. luar.. Jay.. terus” desah istriku.
Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Jay juga mengejang.
“Akh.. akh.. akh.. akh.. Lus.. aku juga keluar.. akh.. akh..” jerit Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.
“Ogh.. ogh.. ogh.. ogh..” istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat. Beberapa saat. Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan.. “Akh.. akh.. akh.. akh..” kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.

Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku, istriku, Jay dan Sari istrinya. Permainan ini kembali kami ulangi pagi harinya. Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa hari hingga saatnya Jay dan Sari harus pulang ke Surabaya, ini semua adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini seringkali kami lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya, ataupun mereka ke Jakarta. Bahkan kadang-kadang-kadang Sari sendiri ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku, ataupun aku atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama dengan salah satu dari Jay atau Sari.

Tamat
Selengkapnya...

Tips Memilih dan Menggunakan Kondom


Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi populer untuk mencegah anda mendapat PMS (Penyakit Menular Seksual) dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Pernyataan di atas benar jika digunakan sesuai petunjuknya. Kondom yang bagus adalah yang berbahan lateks atau polyurethane jika anda memiliki alergi lateks. Tidak disarankan menggunakan kondom dari kulit domba sebab jenis kondom ini memiliki pori-pori dan hanya di tujukan untuk mencegah kehamilan dan tidak melindungi anda dari PMS.

Berikut ini beberapa tips dalam menggunakan kondom:

1. Beri ruang di bagian ujung kondom saat memasangnya di penis agar ada ruang untuk sperma ketika ejakulasi terjadi. Jika tidak, maka tekanan yang timbul dapat menyebabkan kondom rusak.

2. Gesekan yang terjadi ketika berhubungan seks menyebabkan timbulnya tekanan berlebih pada kondom. Jadi pastikan pasangan anda telah terlumasi dengan sempurna. Beri rangsangan yang cukup kepada pasangan anda sebelum melakukan penetrasi menggunakan kondom. Atau anda bisa juga menggunakan minyak pelumas yang bermutu baik. Sebaiknya jangan menggunakan minyak pelumas seperti minyak bayi (baby oil) atau vaseline sebab dapat merusak kondom. Gunakanlah pelumas berbahan dasar air seperti Astroglide.

3. Pelumas dengan bahan dasar minyak (oil base lube) hanya cocok dengan kondom Plyurithane sementara kondom lateks cocok dengan pelumas berbahan dasar air (water base lube).

4. Sebaiknya jangan menggunakan 2 kondom sekaligus ketika berhubungan sebab tekanan yang timbul akan lebih besar dan bisa menyebabkan kondom menjadi sobek.

5. Jangan gunakan kondom bekas, gunakanlah selalu kondom baru saat berhubungan seks. Bukalah pembungkus kondom dengan hati-hati, dan jangan gunakan gigi untuk membuka pembungkus kondom. Pasang perlahan dari ujung penis sampai di bagian pangkal.

6. Hati-hati melepas kondom dari vagina. Masalah yang paling sering terjadi ketika pria menarik penis dari dalam vagina adalah ada sperma yang kemungkinan tertinggal dan masuk ke dalam vagina. Ketika menarik penis, peganglah ujung penis bagian bawah dan tariklan penis secara perlahan.

7. Kadang terjadi kondom yang tertinggal di dalam vagina. Pastikan ukuran kondom tersebut telah sesuai dengan ukuran penis anda.


Selengkapnya...

Seberapa Ahli Anda Menguasai Gaya Bercinta?

Ke mana saja pikiran Anda mengembara saat bercinta? Apakah Anda sering berfantasi dan bereksperimen?

Psikolog Dr. David Schnarch menggambarkan tiga gaya interaksi seks dalam bukunya Passionate Marriage (1997), yaitu sexual trans (pikiran terfokus pada sensasi fisik), hubungan antarpartner (pikiran terfokus pada hubungan seks yang memperdalam hubungan emosional), peran dalam sandiwara (Anda dan pasangan saling berbagi fantasi).




Termasuk yang manakah Anda? Mari ikuti kuis berikut ini agar dapat menjalani kegiatan seks yang lebih aktif dan variatif, sehingga membuat perkawinan panjang umur dan sehat.

1. Apa yang biasa dipikirkan selama berhubungan seks dengan pasangan? Mana di antara pernyataan berikut yang menggambarkan perasaan Anda itu?
a. Pikiran saya berfokus pada perasaan yang menjalari seluruh tubuh.
b. Saya mengalami hubungan emosional dengan pasangan.
c. Saya dan pasangan adalah bintang film erotis yang menarik.
d. Poin a dan b.
e. Poin a dan c.
f. Poin b dan c.
g. Poin a, b, c.

2. Ketika berfantasi selama berhubungan seks dengan pasangan, apakah Anda akan mengatakan kepadanya apa yang difantasikan itu?
a. Ya.
b. Tidak.
c. Tidak pernah berfantasi seks.

3. Pada saat seks menjadi hal yang berulang dan rutin pada perkawinan yang stabil dan bahagia, alasannya:
a. Karena pasangan sudah mengalami penyesuaian satu sama lain.
b. Pasangan cenderung membatasi kegiatan seks menjadi konservatif karena pasangan konservatif pula.
c. Pasangan tidak berani mengubah pola kegiatan seks yang sudah ada.
d. Ketiga jawaban di atas benar semua.

4. Mengingat kondisi sosial dalam budaya kita, apakah definisi hubungan seks yang paling nyaman dan menarik untuk para wanita?
a. Hubungan antarpartner.
b. Hubungan yang bisa membuat pikiran dan tubuh jatuh ke kondisi trans.
c. Sebuah permainan seperti sandiwara.
d. Semuanya benar.

5. Kalimat berikut ini, mana yang paling menggambarkan dengan tepat perasaan trans pada saat berhubungan seks?
a. Seperti pengalaman halusinasi.
b. Saya seperti melupakan pasangan.
c. Perlu banyak waktu untuk bisa seperti itu.
d. Itu teknik yang ketinggalan zaman.

6. Anda dan pasangan punya koleksi topeng gulat Meksiko sebagai perlengkapan dalam berhubungan seks. Di samping itu, Anda juga punya pakaian dalam yang tampak menggoda selain busana kerja. Gaya bercinta apa yang dipilih?
a. Hubungan antarpartner.
b. Kinky sex (hubungan seks yang aneh dan ruwet).
c. Seperti bermain sandiwara.
d. Hubungan seks yang membuat keadaan menjadi trans.

7. Pasangan yang menguasai dan memadupadankan tiga gaya bercinta akan mengalami keuntungan:
a. Terangsang dan mencapai orgasme tanpa berusaha terlalu keras.
b. Aktivitas seks jadi satu-satunya realitas hidup.
c. Pasangan jadi saling mengerti dan menghormati satu sama lain.
d. Ada variasi dalam berhubungan seks.
e. Jauh dari rasa frustrasi karena keinginan seksualnya tidak terpenuhi.
f. Semua pernyataan di atas.

8. Pendapat tentang frekuensi hubungan seks dan "gayamu" versus "gayaku" adalah tanda bahwa sebuah perkawinan mulai goyah.
a. Betul.
b. Salah.

9. Semakin baik seseorang mengenali pasangannya, semakin mudah bagi pasangan itu menikmati gaya bercinta yang berbeda-beda.
a. Betul.
b. Salah.

10. Jika seseorang mencintai Anda, ini berarti ia akan puas hidup bersama Anda dengan segala kelebihan dan kekurangan.
a. Betul.
b. Salah.



Penilaian

1. Bila Anda memilih a, gaya bercinta Anda adalah sexual trance. Bila B, berarti hubungan antarpartner, sedang c berarti Anda menyukai peran seperti sandiwara. Dengan mengombinasikan jawaban, Anda berarti menikmati kehidupan seks yang sangat memuaskan.
a. 10 poin.
b. 10 poin.
c. 10 poin.
d. 15 poin.
e. 15 poin.
f. 15 poin.
g. 20 poin.

2. Karena kebanyakan fantasi seks berkaitan dengan hubungan seks dengan orang lain, tidak kaget bila kebanyakan pasangan enggan memberi tahu suami atau istrinya. Seringnya fantasi berhubungan seks dengan orang lain bisa jadi merupakan tanda kebosanan, kata Dr. Schnarch. Dan ini umum terjadi pada pasangan yang kurang inovatif. Pasangan yang sangat intim justru sering berbagi fantasi selama berhubungan seks.
a. 10 poin.
b. 0 poin.
c. 0 poin.

3. Ketika pasangan membatasi kegiatan seksnya hanya pada gaya yang nyaman bagi keduanya, misalnya hanya pada gaya konservatif, digambarkan oleh Dr. Schnarch sebagai stagnasi kegiatan seksual. Menurutnya, benar-benar mencintai pasangan berarti mau toleran dan mendukung kekhawatiran pasangan atas perkembangan seksual dan emosional.
a. 5 poin.
b. 10 poin.
c. 5 poin.
d. 15 poin.

4. Hubungan antarpartner seperti ini sering terlihat dalam film-film romantis. Sering pula terlihat pada iklan, puisi, dan lagu-lagu cinta. Bila hubungan Anda seperti ini berarti ditandai oleh rasa saling berbagi dan menyenangkan dengan pasangan. Pemanasan terdiri dari pelukan dan ciuman disertai saling pandang dan kontak tubuh.
a. 5 poin.
b. 0 poin.
c. 0 poin.
d. 0 poin.

5. Pada saat sexual trance, pikiran begitu terfokus pada sensasi yang dialaminya, sehingga kesulitan menjaga kesadaran akan kehadiran pasangan. Hanya sedikit orang yang mampu berkomunikasi dengan pasangan sekaligus menikmati sexual trance.
a. 0 poin.
b. 5 poin.
c. 0 poin.
d. 0 poin.

6. Peran seperti dalam sandiwara, saran Dr. Schnarch, seringkali memberikan variasi dalam berhubungan seks. Gaya ini dapat memberikan hasil terbaik bila pasangan bisa menemukan peran yang tepat untuk masing-masing. Tentu tidak tepat untuk berperan sebagai Scarlet O'Hara saat berhubungan seks dengan Walter Mitty atau Rhett Butler dengan Little Bo Peep.
a. 0 poin.
b. 0 poin.
c. 5 poin.
d. 0 poin.

7. Pasangan yang menguasai dan memadukan ketiga gaya itu akan mendapatkan semua manfaat yang telah disebutkan.
a. 2 poin.
b. 2 poin.
c. 2 poin.
d. 2 poin.
e. 2 poin.
f. 10 poin.

8. Perbedaan-perbedaan, kata Dr. Schnarch, justru akan membuat pasangan menjadi berkembang. Ingat bahwa tidak ada konflik bukan berarti semuanya baik-baik saja.
a. 0 poin.
b. 10 poin.

9. Hubungan dengan diri sendiri punya kaitan erat dengan pasangan sebelum, selama, dan sesudah berhubungan seks. Contohnya, semakin Anda mengenali diri sendiri, semakin mudah bagi Anda untuk mengenali orang lain.
a. 10 poin.
b. 0 poin.

10. Memaksa orang lain menerima diri sendiri apa adanya justru berarti mengucapkan, "Jangan paksa saya untuk berkembang," begitu kesimpulan Dr. Schnarch.
a. 0 poin.
b. 10 poin.



Penilaian

20 - 50
Anda perlu memulai bereksperimen dengan gaya bercinta yang bervariasi untuk memperkuat kehidupan seks Anda.

50 -79
Anda sedikit tahu tentang gaya-gaya bercinta dan mungkin sudah mengalami beberapa manfaat dari variasi gaya dan eksperimen tersebut. Namun, perlu diketahui bahwa Anda bisa mengeksplorasi potensi-potensi seksual yang ada pada Anda dan pasangan.

80 - 100
Selamat! Anda sangat paham dengan ketiga gaya yang telah disebutkan Dr.Schnarch. Kehidupan seks Anda tergolong sehat yang mungkin dibangun dari konflik-konflik yang pernah ada. Pribadi Anda berdua juga berkembang dalam hubungan berpasangan.
Selengkapnya...

Akibat menunggu terlalu lama

Suatu sore aku janjian dengan temanku di salah satu gerai piza yang terkenal. Ketika aku sampai disana temanku belum kelihatan. Aku duduk dan pesan minuman. Menit demi menit berlalu, tapi temanku belum juga nongol. Setelah agak lama menunggu, masuklah seorang lelaki, tidak muda tapi belum juga tua, mungkin late thirties lah. Dia duduk dekat mejaku dan matanya terus memandangiku. Mungkin dia tersepona melihat seorang perempuan seksi, duduk sendiri, seakan mengundang dia untuk mendekatinya.

Dia memesan piza dan minuman. Aku terus saja melihat jam yang ada di hp ku. Akhirnya kuputuskan untuk meng call temanku itu, tapi jawabannya: nomor yang dituju sedang tidak aktif atau diluar jangkauan. Ketika aku memutuskan untuk meninggalkan gerai tersebut, lelaki tadi tersenyum dan bangkit mendekatiku. Ganteng juga orangnya, tubuhnya atletis, tipeku banget. “Lagi nunggu temen atau temin”, sapanya. “Kok temin”, jawabku. “Iya, temen kalo nunggu lelaki, kalo nunggu perempuan kan jadi temin”, katanya lagi sambil tertawa, “Boleh aku temani”. “Silahkan saja”, jawabku. Karena pesananannya belum keluar, dia langsung duduk dimejaku, “Gak pesen piza, kok cuma minuman aja”. “Kan nunggu temin, jadi belum pesen pizanya”. “O nunggu temin toh, kirain nunggu temen. Ya udah pesan aja”, katanya sambil memanggil waitress untuk memesan piza untukku. Aku memesan piza kesukaanku. “Gak pake lama ya mbak”, katanya kepada si waitress. Dia memperkenalkan diri, “Namaku Arko”. “Aku Ines”, jawabku. Kami lalu ngobrol ngalor ngidul. Ketika pesanannya datang, tak lama sesudahnya pesananku juga datang. Kami menyantap piza masing2 sambil terus ngobrol. Selesai makan, “Nes, kamu ada acara gak”, tanyanya. “Enggak ada kok mas, kenapa”, jawabku.

Aku memanggil dia mas karena ketika kupanggil pak, dia minta dipanggil mas aja, kan belum tua , alasannya. “Nemenin aku belanja bulanan yuk, kalo kamu perlu apa2 sekalian aja belanjanya”, ajaknya. Aku mengiyakan ajakannya. Dia membayar makanan dan minuman termasuk yang kuminum dan kumakan, kemudian kami meninggalkan gerai menuju ke mobilnya, Neo Baleno yang paling anyar. “Mobil baru nih mas, punya mas ya”, kataku setelah duduk disampingnya. Mobil meluncur menembus kemacetan menuju ke supermarket yang katanya deket tempat tinggalnya. “Enggak, fasilitas kantor”, jawabnya. “Kalo udah gak kerja dikantor itu, mesti dikembalikan ya”, kataku lagi. “Ya iya lah yao”. “Pantes dapetnya Baleno”. “Emangnya kenapa”. “Kan kalo kata orang Jawa baleno artinya kembalikan”. “Bisa aja kamu”, katanya sambil tertawa, “Itu mah balek no, inikan baleno”. “Namanya juga diplesetin mas”. Di supermarket, aku membantu dia untuk membeli keperluan sehari2. Aku tidak membeli apa2, karena memang belum butuh”. “Kok belanja sendiri sih mas, emangnya istrinya kemana”, tanyaku. “Aku dah cerai Nes, belum punya anak sih”. Mobil meluncur lagi dan kali ini masuk ke apartment yang cukup ternama. “Mas tinggal disini, fasilitas juga mas”, tanyaku. “Iya”, jawabnya. “Mas enak ya, banyak dapet fasilitas, coba fasilitasnya dibagi sama Ines”. “Kenapa kamu mau tinggal diapartmentku, boleh aja kalo mau”, katanya sambil senyum menggoda. Mobil masuk ke basement. Aku membantu dia membawa belanjaan yang cukup banyak. Kami menuju ke lift, dia memijit lantai 17 dan lift pun meluncur keatas. Apartmentnya ya seperti apartment yang lain, 2 kamar tidur dengan kamar mandi diantaranya, ruang tamu yang luas, bersebelahan dengan ruang makan. Terus ada dapur dan open space, tempat dia menaruh mesin cuci dan jemuran pakaian. Dia segera unload belanjaannya, diletakkan dimeja makan. Aku membantunya memasukkan belanjaan makanan ke lemari es, sedang dia membereskan belanjaan rinso, cairan pel dan sejenisnya di lemari yang lain. Dia sudah selesai tetapi aku belum karena belanjaan makanan jauh lebih banyak.

Dia berdiri dibelakangku dan memelukku tiba2, langsung dia mencium kudukku. Aku menggelinjang jadinya, “maas’, lenguhku. Segera tangannya menyambar toketku dan meremasnya pelan. Aku makin menggelinjang karena ulahnya. “Mas, kok langsung ngeremes sih”. ‘Aku sejak makan piza sudah napsu melihat penampilan kamu Nes”. Memang sih, ketika itu aku pake tanktop ketat dan jeans yang ketat juga, sehingga lekak liku bodiku mengundang tangan lelaki untuk menjamah dan meremas. “Aku pengen deh Nes”, katanya lagi sambil tetap menciumi kudukku dan meremas2 toketku dari luar tank topku. “Pengen apaan mas”, kataku sambil makin menggelinjang. “Pengen dapet kepuasan dari kamu. Kamu mau gak muasain aku Nes. Kamu boleh kalo kamu mau tinggal bareng aku disini”. Napsuku mulai bangkit. Aku membalikkan badan dan dia segera memelukku. Dia langsung melancarkan ciumanan ganasnya, lidahnya menyelusup masuk kemulutku, dan aku membalasnya dengan sangat antusias. Kemudian masih dalam keadaan berdiri dia membuka tanktop dan celana jeansku, hingga aku hanya memakai bra dan CD yang berwarna hitam. Kemudian ia juga memintaku untuk membuka baju dan celana panjangnya. Dengan segala senang hati kulakukan permintaannya.

Kini kami dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam saja. Kemudian aku diajaknya kekamar tidurnya dan direbahkan diatas ranjang yang berukuran double size. Dia mulai melumat bibirku dan menciumi serta menjilat seluruh tubuhku. Kemudian ketika dia mencium CDku,
di bagian nonokku yang sudah basah, aku menggelinjang dan sesekali merintih-rintih keenakan. Setelah dia puas menciumi seluruh tubuhku, kemudian dibukanya bra dan CDku. Dia juga melepaskan pakaian dalamnya, kini kami berdua sudah benar-benar bugil. “Nes, toket kamu besar dan kenceng ya. Pentilnya besar lagi. Udah sering diemut dan diremes ya Nes”. “Ya begitulah, cowok kalo dah diranjang kan bawaannya mau netek melulu. Mas juga mau netek kan”. Dengan sangat bernafsu dilumatnya pentilku yang berwarna coklat kemerah-merahan. Dia juga meraba dan mengusap jembutku yang sangat lebat. Dia semakin bernafsu mencium dan menjilat seluruh tubuhku. Kemudian dia memasukkan dua jari tangannya ke dalam nonokku yang sudah basah, sedangkan lidahnya sibuk menjilati pentilku. Aku semakin merintih-rintih dan menggelinjang serta nafasku mulai berat. Kemudian dibukanya kedua pahaku lebar-lebar agar dia dapat dengan leluasa memainkan lidahnya ke dalam nonokku. Dia menjilati dan memainkan itilku dengan penuh gairah. Aku menggelinjang dan merintih saking nikmatnya, tapi dia tidak menuntaskan permainannya. Sekarang giliran aku yang mengambil alih aktivitas. Aku merebahkannya dan duduk diatasnya. Bibirku kukecup ringan beberapa kali, dia memelukku dan mengulum bibirku dengan penuh napsu, tetapi sebelum menjadi panas, ciuman kuhentikan. Aku mencium lembut dahinya, dia terpejam menikmati ciumanku. Beberapa kali kuberikan kecupan mesra didahinya, kemudian ciumanku turun perlahan kebelakang telinganya. Kugelitik daun telinganya dengan lidahku sambil kuhembuskan napasku. Sekarang ganti dia yang menggelinjang kegelian. Dari telinga, ciumanku menurun ke pangkal lehernya, kepalaku menyusup ke lehernya supaya lidahku bisa menjelajahi sedikit bagian kuduknya. Gelinjangnya makin menjadi, “Nees”. Sambil kukecup, tanganku pun ikut mengelus dan memijat ringan daerah kuduknya. “Nes, aku udah napsu banget, dimasukin dong”. “apanya mas”. “Kontolku udah pengen ngilik nonok kamu, Nes”, lenguhnya menikmati jilatan, usapan dan pijitan ringan di kuduknya. Aku gak perduli sama lenguhannya. Aku mulai menciumi lengan terus sampai ke jarinya. Lidahku terus menjelajah sampai ujung jarinya. “Nes, kamu pinter banget memanjakan lelaki, udah pengalaman ya”, desahnya lagi. Aku tidak menjawab, lidahku kembali naik dari jari tangan ke lengannya, kemudian ke bahunya. Kupijit ringan ke2 bahunya sambil terus kukecup pelan. Dari bahu aku turun kedaerah dada. Pentilnya kujulati sambil kugigit pelan, kembali dia melenguh kenikmatan, kemudian pentilnya kuemut2, sama seperti ketika dia mengemut pentilku. “Ayo dong Nes, dah pengen masuk nih”. “Mas sabar aja, ntar juga kontol mas Ines masukin ke nonok Ines, ntar Ines empot deh kontol mas pake nonok Ines. Sekarang nikmati dulu aja, kan kita gak ada acara lain kan, atau mas ada janji dengan perempuan lain”. “Gak ada kok Nes, cuma ama kamu aja”. Setelah puas bermain dengan pentilnya, aku turun ke perutnya yang berbulu dan sampailah pada kontolnya yang sudah tegang dan diliputi dengan jembut yang lebat juga. Bagian atas jembutnya nyambung dengan bulu2 diperutnya. Kujilati kontolnya yang berukuran lumayan panjang dan besar (kira-kira 20 cm dengan diameter 4,5 cm). Aku menjilat dan mengulum kontolnya. Kemudian turun ke kantong pelernya, naik lagi sampai ke kepala kontolnya yang dudah sangat keras. Kujilati lubang kencingnya dan kepalanya kuemut sedikit. Mulutku langsung penuh ketika seluruh kepalanya kumasukkan kembali kemulutku untuk ku emut2. Tidak lama kuemut kontolnya, biar dia tambah penasaran, jilatannya turun lagi kepangkal kontolnya ke kantor pelernya dan kujilati perineumnya yang berada diantara kantong peler dan lubang pantatnya. Dia mengerang keenakan, “Nes, jangan siksa aku dong, ayo aku dah pengen ngerasain empotan nonok kamu”.

Mas Arko langsung bangkit, aku direbahkannya, kakiku dikangkangkannya dan dia mengambil ancang-ancang untuk memasukkan kontolnya ke dalam nonokku yang sudah basah. Diselipkannya kepala kontolnya dibibir nonokku. Terasa sekali nonokku dikuakkan oleh sesuatu yang bulat panjang besar dan keras sekali, sedikit2 dienjotkannya kontolnya membor nonokku. Nikmat banget rasanya nonokku dikuakkan oleh kontol besarnya. “Terusin mas, masukin yang dalem, enak banget deh rasanya”, erangku. Kontolnya sudah masuk setengahnya. Dia mendiamkan sejenak aktifitasnya. Giliran aku yang protes, “Kok berenti mas, terus dong dienjotnya”, kataku sambil mengangkat pantatku keatas. akibatnya kontolnya ambles lagi sebagian ke nonokku, “Aaaakh”, erangku, pantatku kembali terempas keranjang. Kemudian dia mulai menaik-turunkan pantatnya secara perlahan dan beraturan. Dan secara perlahan-lahan dia membenamkan kontolnya sedalam-dalamnya, hingga akhirnya seluruh batang kontolnya amblas ke dalam nonokku. Aku mulai memutar pinggulku mengiringi keluar masuknya kontolnya di nonokku, sehingga semakin menambah kenikmatan pergumulan kami saja. Dia semakin bersemangat untuk memainkan kontolnya dengan cepat. Permainan kuimbangi dengan menjepit pantatnya dengan kedua kakiku. Aku merasakan kontolnya semakin mentok saja mengenai ujung rahimku. Kukedutkan otot nonokku sehingga dia mengerang, “nes, berasa banget deh empotan nonok kamu, nikmat banget, terus diempot Nes”.

Kami berganti posisi dengan cara sambil duduk. Aku semakin terlena, karena posisi tersebut
membuat kontolnya semakin bergesekan dengan itilku, sehingga hal itu membuat aku semakin terbakar napsu. Kami sempat beristirahat sejenak, karena posisi tersebut banyak menguras tenaga kami. Sambil istirahat dia meremas-remas dan menjilati serta menghisap pentilku secara
bergantian. Setelah tenaga kami terkumpul, kami melanjutkan kembali dengan lebih menggebu-gebu. Setelah kira-kira 25 menit kami bergumul hebat, aku mulai merasakan mendekati akhir permainan, aku udah mau nyampe. Nonokku makin berdenyut meremas kontolnya yang terus dengan gencar menusuk2 nonokku yang makin banjir aja. “Nes, aku sudah mau ngecret nih,
keluarinnya sama-sama ya..?” Aku menjawab dengan terputus-putus, “Ia.. mas.. sshhh.. cepetan dong ngenjotnya, Ines.. sebentar lagi nyampe nih..!” Dengan nafas yang tidak beraturan, dia menjawab, “Tahan sebentar ya, aku juga sudah mau ngecret..” Tidak lama kemudian aku mengejan dan merintih dengan keras, “Mas, Ines nyampeeee”. Nonokku makin berdenyut meremes kontolnya yang disodokkan keluar masuk dengan cepat dan keras. Dan akhirnya terasa semburan peju hangat didalam nonokku, “Ooohhh.. shhh…” hampir bersamaan kami melenguh mengakhiri perjalan yang melelahkan dan penuh kenikmatan. “Mas.., nonok Ines hangat banget sama peju mas..” aku memberikan komentar puas dengan keperkasaannya.
“Nikmat banget deh dientot mas, lagi ya mas”. “iya lah, kamu pasti gak puas kan cuma seronde. Aku juga masih pengen ngerasain lagi empotan nonok kamu. Hebat banget deh empotan kamu, aku belum pernah ngerasain empotan senikmat empotan kamu Nes”. “Mas sering ya ngentotin abg”. “Iya, kan aku butuh penyaluran”. “Ada yang mas ajak tinggal disini juga mas”. “Pernah ada yang nemenin aku disini, tapi orangnya dah pergi”. “Wah asik dong mas, saben malem dong ngentotnya”. “La iya lah, kalo enggak buat apa ada dia disini. Kamu mau gak tinggal disini, nanti kita bisa berbagi kenikmatan tiap malem, mau ya Nes”, bujuknya. Aku diam saja, masih terengah kecapean.

Kemudian aku meremas tangannya. Tidak hanya meremas, tapi juga mencium dan bahkan menjilati jari-jarinya. Aku membimbing tangannya, mengusap-usapkan tangannya ke wajahku, ke
leher dan ke dada lalu ke toketku. Diberi peluang mengelus toket, segera dia merespon dengan gerakan meremas. Tanganku ikut membantu tangannya meremas toketku. Diremas-remas toketku dari sebelah ke sebelah. Dipilinnya pentilku lalu diusap. Gerakan itu terus menerus
secara bergantian. Aku kembali terangsang. Bahuku bergoyang-goyang terus. Tangannya kemudian kutarik menjauh dari toketku. Telapak tangannya kubawa mengelus2 perutku, mengilik2 puserku sehingga aku menggelinjang kegelian. Tangannya kemudian merayap kebawah, terus sampe bertemu dengan jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal
belum nyampe nonokku. Aku menaikkannya badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan nonokku yang sudah mulai basah. .Jari tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan itilku yang sudah mengeras. Lalu dia memainkan jari tengahnya. Pinggulku menggeliat mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang, ketika bagian paling sensitifku tersentuh. Cukup lama dia mengilik itil dan nonokku sampai kemudian aku menjepit tangannya dan nonokku berkontraksi. Aku nyampe lagi berkat kilikan jarinya. Hebat banget dia memuaskan aku baik dengan kontolnya maupun jarinya. Dia menarik jarinya keluar.

Aku pun segera menaiki tubuhnya dan mengambil ancang2 untuk menancapkan kembali kontolnya yang sudah ngaceng dengan kerasnya. Dengan tidak sabar aku meraih kontolnya dan kutuntun ke arah nonokku. Ketika kontolnya mulai memasuki nonokku, terasakan dinding nonokku yang sudah banjir menghangatkan dan memijat-mijat batang kontolnya. Aku mulai menggerakkan pinggulku ke atas ke bawah, dan kuputar ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tangannya mulai meremas-remas toketku yang besar dan kencang. Aku dengan sangat bernafsu menekan pantatku kuat-kuat, sehingga kontolnya seluruhnya amblas ditelan nonokku. Kali ini aku yang memegang peranan, dia menurut saja. Dia mengangkat badannya untuk melumat pentilku.
Perbuatannya semakin membuat aku mabuk kepayang. Aku memeluk kepalanya ke arah toketku. Pantatku semakin cepat kuitarik dan kuputar-putar. Hingga akhirnya aku kembali nyampe. Dia
yang belum ngecret membuat keputusan berganti posisi dengan dogie style. Aku mengambil posisi menungging, kemudian dia mengarahkan kontolnya ke nonokku lewat belakang. Dia
sangat bernafsu sekali melihat pantatku yang lebar. Tangan kanannya memegang dan menepuk-nepuk pantatku, sedangkan tangan kirinya meremas-remas toketku. Gerakan tersebut dilakukannya secara bergantian. Ternyata posisi tersebut membuat aku makin bernapsu, karena itilku terkena gesekan kontolnya. Kali ini aku mulai memberikan perlawanan. Aku menggoyang- goyangkan pantatku maju mundur berlawanan dengan arah goyangan pantatnya. Ketika dia mendorong pantatnya aku menyodorkan pantatku ke belakang, dan ketika dia menarik pantatnya ke belakang aku menarik pantatku kedepan. Irama nafas kami semakin cepat, kami melakukan goyangan dengan cepat, sehingga setiap kali dia mencabut dan menyodok nonokku dengan
kontolnya timbul bunyi akibat nonokku yang banjir oleh lendir. Aku mulai merasakan kembali mau nyampe. Dia merasakan kedutan nonokku makin cepat terjadinya sehingga dia menyodokkan kontolnya keluar masuk makin cepat juga. Sampai akhirnya punggungku melengkung dan aku aku nyampe lagi.

Dia mencabut kontolnya dari nonokku. Aku dibaringkannya. Bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut. Ujung lidahnya menjilati bibirku. Dia segera mengecup kulit putih tepat dibelakang telingaku, aku mengerang “ Mas, geli, bulu roma Ines jadi berdiri semua “. “Tapi asik kan Nes”, jawabnya sambil terus mengerakkan bibir dan lidahku meluncur di leherku. Rupanya dia mau melakukan hal yang tadi aku lakukan terhadapnya. Leherku dijilat dengan lembut dan pelan, terus turun ke arah pentilku, langsung dihisapnya dengan lembut. Tubuhku kembali bergetar. “Oohhhh mas, Ines udah pengen lagi mas”. Dia kembali mendekapku dengan pelan, kontolnya ditempatkan persis ditengah belahan nonokku. “ Ouuuuuuuuuuuuh mas, Ines udah basah mas”
Dia menggerakkan pinggulnya turun naik penuh irama , pelan pelan kontolnya menyentuh itilku. “A aaah mas.” Kedua tangannya mulai membelai toketku dengan gerakan melingkar dari bawah keatas dan berakhir dipentilku yang tegak berdiri. Pelan pelan kedua kakiku dikangkangkannya, sekarang nonokku terbentang jelas. Kepala kontolnya diletakkan persis ditengan tengah bibir nonokku dan dengan gerakkan turun naik yang berirama kontolnya mulai menggosok bibir nonok dan itilku. Aku mulai menekan pinggulnya agar kepala kontolnya lebih erat menepel di nonokku. Gerakkannya semakin cepat dan pingulkupun mulai turun naik seirama tarian dangdut kontolnya. Lendir nonokku semakin banyak membuat kontolnya dengan leluasa bergerek didekapan nonokku. Gerakanku semakin lama semakin liar, aku mulai menggigit bahu dan teteknya, jemariku mencengkram kencang pantat belakangnya. “ Maas, Ines ngerasa melayang. Ines
gak tahan….. masukin dong kontolnya maas, oouhhh”. Sebelum aku terkulai lemas karena nyampe lagi, diapun gak bisa tahan lebih lama lagi. Basahnya nonokku dan gesekan kepala kontolnya akhirnya membuat dia ngecret juga, padahal gak dimasukin kedalam. Pejunya berhamburan membasahi nonok dan jembutku. Aku tertidur karena kecapean.

Jam 12 malam kami terbangun karena lapar, tetapi sebelum bangun dia menyentuh toketku. Akibatnya Ruar biaasa . Aku langsung teransang dan mencium bibirnya penuh semangat. Rasa lapar sepertinya tertunda untuk dipuaskan, napsu yang lain kembali mendesak untuk didahulukan. Ciumanku disambutnya dengan hangat, pelan tapi pasti pergumulan kembali terulang, remas berbalas remas, kecup dibalas kecup, jilat dibayar jilat. Nonokku disibaknya dengan jari, ujung lidahnya menerobos dengan lembut menuju itilkunya. Itilku itu dihisap lembut, pelan dan sedikit
dijilat dengan ujung lidah. Aku mebalikkan tubuhku sehingga aku sekarang mengangkangi kepala nya dan mulutku persis berada didepan kontolnya. Kukecup lubang kencingnya. “ OOOuuhhh Nes, jilat terus….” “Iya mas tapi mas jangan diam dong ………” Dia lupa dengan tugasnya karena keasyikan kuhisap. Lidahnya kembali beraksi, kali ini sedikit menerobos kedalam nonokku. Aku
menggelinjang hebat, pahaku makin menjepit mukanya, tapi hisapan dan kulumanku dikontolnya juga semakin kencang. Posisi kembali berubah, sekarang aku telentang tepat dibawahnya. Kakiku terentang membuat posisi nonokku jelas terbuka, pelan pelan ditempatkannya ujung kontolnya dilubang nonokku. “Ayo dong mas, masukin yang dalam”, erangku gak sabar. Dia malah mengemut pentilku, aku kembali bergetar hebat dan tanpa dia sadari kepala kontolnya
pelan pelan telah membuka jalan masuk ke nonokku. “ Maas, nikmat………”, aku mendekapnya ketika kontolnya telah hampir separuh nsuk ke nonokku. Dinding nonokku kembali berdenyut mencengkeram kontolnya. Dia menarik kontolnya pelan, kepalanya diarahkannya ke itilku. Dengan gerakan mencongkel yang lembut ujung kontolnya beradu dengan itilku. “Oooh mas, Ines gak tahan nih, masukin dong kontolnya”. Kontolnya kembali dimasukkan ke nonokku sampe ambles semuanya. “Masuk semuanya ya mas, sesek banget deh nonok Ines rasanya”. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku, mula2 pelan dan makin lama makin cepat enjotannya. “Maas, nikmat. Enjot lebih keras lagi dong mas”, rengekku kenikmatan. Enjotannya makin menggila, itu membuat aku kembali nyampe. “Cepet banget Nes, udah nyampe lagi”. Aku tidak menjawab menikmati nyampenya tadi. Sampe akhirnya diapun ngecret, terasa sekali peju angetnya menyembur membasahi nonokku. Kami berpelukan erat sambil menghayati kenikmatan yang barusan kami lakukan.



Selengkapnya...

Pembantu Nikmat

Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.

Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all.

Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.

Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.

Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.

Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.

Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.

Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.

Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.

Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.

Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama

Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.

Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.

Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.

Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.

Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu..

Tamat



Selengkapnya...